Pengertian Inflasi dan Dampaknya serta Penyebabnya

Ayo kita pahami bersama-sama tentang definisi atau pengertian inflasi dan dampaknya yang dilengkapi dengan penyebabnya. Mungkin kalian pernah mendengar kata inflasi saat menonton berita di tv, bagi kalian yang belum mengetahuinya pasti akan bertanya-tanya, apa itu inflasi? untuk itu mari kita pahami dan pelajari bersama-sama tentang inflasi secara mendalam.

A. Pengertian Inflasi Secara Umum

Inflasi adalah gejala-gejala naiknya harga barang-barang yang sifatnya umum dan terjadi secara terus-menerus. Terjadinya kenaikan harga pada satu barang tidak bisa dikatakan bahwa telah terjadi inflasi. Jika terjadi kenaikan harga pada barang secara temporer, misalnya naiknya harga barang menjelang hari raya maka hal seperti itu tidak dapat dikatakan sebagai inflasi.

Dapat disebut inflasi jika adanya tiga faktor, yang diantaranya:

1. Kenaikan Pada Harga.

Harga barang-barang dapat dikatakan naik jika harganya menjadi tinggi dari harga-harga sebelumnya, misalnya harga BBM minggu sekarang lebih mahal dibanding minggu kemarin dan perbandingan harganya-pun cukup jauh.

2. Bersifat Umum.

Kenaikan harga pada suatu barang tidak bisa dikatakan sebagai inflasi jika naiknya harga barang tersebut tidak menimbulkan kenaikan harga-harga barang lainnya, misalnya jika BBM naik cukup tinggi maka harga barang-barang yang lain akan ikut naik, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai inflasi.

3. Berlangsung Secara terus Menerus.

Naiknya harga pada suatu barang tidak bisa disebut inflasi jika naiknya harga barang tersebut terjadinya hanya sesaat saja.

pengertian inflasi
Penjelasan lengkap mengenai inflasi

B. 4 Penyebab Inflasi

Adapun beberapa penyebab timbulnya inflasi, yang diantaranya:

1. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap barang ataupun jasa.

Ketika pemerintah menaikkan pendapatan Pegawai Negri Sipil, maka biasanya akan diikuti dengan kenaikan permintaan barang ataupun jasa. Jika kenaikan permintaan ini tidak bisa diimbangi dengan penambahan barang ataupun jasa di pasar, maka dapat menyebabkan naiknya harga barang atau jasa tersebut. Jadi kenaikan pendapatan ini pada dasarnya untuk mengidentifikasi bahwa telah terjadi kenaikan jumlah uang yang beredar, dan jenis dari inflasi ini sering disebut dengan Demand-pull inflation.

2. Kenaikan dari biaya produksi.

Misalnya pada saat pemerintah menaikkan harga BBM, maka harga barang-barang yang ada di pasar akan mengalami kenaikan juga. Karena kenaikan BBM akan menimbulkan naiknya biaya produksi, maka pihak perusahaan akan menaikkan harga barang maupun jasa yang di produksinya.

3. Defisit Anggaran Belanja (APBN).

Defisit APBN yang ditutup dengan percetakan uang-uang baru oleh BI (Bank Indonesia), maka akan menimbulkan bertambahnya jumlah uang yang beredar. Biasanya hal ini akan berdampak pada kenaikan harga barang-barang maupun jasa.

4. Menurunnya nilai tukar mata uang.

Misalnya menurunnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, seperti US dollar, Deutce Mark, Yen dan lain-lain maka dapat menimbulkan semakin mahalnya barang-barang yang diproduksi dengancara di inpor. Hal seperti ini akan berakibat pada naiknya biaya produksi atau inpor tersebut.

C. Tingkatan Inflasi Menurut Keparahannya

Menurut tingkat keparahan inflasi, yang diantaranya:

1. Inflasi Ringan.

Pengertian Inflasi ringan merupakan inflasi yang tingkatannya dibawah 10% setahun.

2. Inflasi Sedang.

Inflasi sedang merupakan inflasi yang tingkatannya antara 10% s/d 30% setahun.

3. Inflasi Berat.

Pengertian inflasi berat merupakan inflasi yang tingkatannya diantara 30% s/d 100% setahun.

4. Hiper Inflasi.

Hiper Inflasi merupakan tingkatan inflasi yang tingkat keparahannya di atas 100% setahun, jadi hiper inflasi merupakan yang paling parah.

D. Adapun Jenis-Jenis Inflasi, Berdasarkan Sumber atau Penyebab Kenaikan Harga-Harga yang Berlaku

1. Inflasi tarikan permintaan.

Pengertian Inflasi jenis ini biasanya terjadi pada masa-masa perekonomian sedang berkembang dengan cukup pesat. Kesempatan kerja yang sangat tinggi dapat menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan juga akan menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan dalam mengeluarkan barang atau jasa.

2. Inflasi desakan biaya.

Inflasi jenis ini berlaku pada masa-masa saat perekonomian sedang berkembang dengan cukup pesat. Yaitu saat dimana tingkat pengangguran rendah. Jika perusahaan menghadapi permintaan yang meningkat maka mereka akan berusaha untuk meningkatkan produksinya dengan cara menaikkan upah yang lebih tinggi kepada tenaga kerjanya dan kemungkinan juga akan mencari tenaga kerja baru dengan tawaran upah yang tinggi. Sehingga langkah seperti ini dapat meningkatkan biaya produksi dan akhirnya dapat menyebabkan naiknya harga berbagai barang.

3. Inflasi di impor.

Dan pengertian inflasi jenis di inpor ini dapat berasal dari kenaikan harga barang-barang yang di impor. Inflasi ini akan timbul jika barang-barang yang di impor mengalami kenaikan harga yang memiliki peranan sangat penting dalam kegiatan pengeluaran pihak perusahaan.

E. Beberapa Dampak Inflasi Pada Perekonomian Secara Umum

1. Dampak Inflasi Pada Hasil Produksi Diantaranya Ada Dua Macam:

a). Hasil produksi meningkat.

Hal ini terjadi jika kenaikan harga barang lebih cepat dari kenaikan upah, sehingga keuntungan perusahaan akan meningkat. Peningkatan keuntungan akan mendorong perusahaan untuk men-produksi lebih banyak barang sehinga keuntungannya meningkat.

b). Hasil produksi menurun.

Hal ini terjadi jika inflasi sudah sangat tinggi atau bisa disebut juga hiper inflasi. Jika terjadi Hiper inflasi masyarakat tidak begitu menyukai memiliki uang tunai, karena nilai rillnya yang semakin mengalami penurunan. Karena masyarakat tidak memegang uang tunai, maka pertukaran untuk mendapatkan keperluan akan cenderung dengan cara di barter. Hal ini akan mengakibatkan pihak perusahaan tidak bersemangat melakukan produksi, karena hasil produksi tidak akan laku dan berakibat pada menurunnya hasil produksi.

2. Dampak Inflasi Pada Bentuk Penanaman Modal

Saat masa-masa inflasi pemilik modal akan menanamkan modalnya dalam bentuk pembelian harta-harta tetap, misalnya seperti rumah dan tanah atau benda-benda berharga lainnya seperti emas dan berlian. Bisa seperti itu karena pada saat inflasi nilai barang yang berharga akan semakin naik, daripada nilai uang yang akan semakin turun. Jadi pada masa-masa inflasi para pemilik modal akan menyelamatkan uang mereka dengan membeli barang atau benda-benda yang berharga.

3. Dampak Inflasi Pada Efesiensi.

Inflasi dapat mengakibatkan perubahan pada daya beli masyarakat. Masyarakat yang dirugikan oleh inflasi misalnya seperti karyawan yang berpendapatan tetap akan menurunkan daya belinya. Sedangkan bagi masyarakat yang diuntungkan karena adanya inflasi misalnya seperti pengusaha yang pendapatannya naik melebihi presentase inflasi akan menaikan daya belinya. Karena adanya daya beli yang turun dan naik maka membuat produsen sulit untuk menprediksi struktur permintaan. Ke tidak pastian pada struktur permintaan yang harus di penuhi dapat mengakibatkan pemborosan atau inefisiensi dalam melakukan proses produksi.

4. Dampak Inflasi Pada Perhitungan Harga Pokok.

Kenapa bisa berdampak pada perhitungan harga pokok? Karena inflasi dapat menyulitkan para produsen dalam menghitung harga-harga pokok pada proses produksi. Presentase kenaikan inflasi sering tidak teratur. Dan berakibat pada penghitungan harga pokok menjadi tidak tepat. Karena penghitungan harga pokok yang tidak tepat dapat menyulitkan para produsen untuk menetapkan harga jual dari produk yang di produksinya.

5. Dampak Inflasi Pada Perdagangan Internasional.

Jika terjadi inflasi di dalam negri, maka barang-barang yang diproduksi di dalam negri akan mengalami kenaikan harga, sehingga harganya menjadi lebih mahal dibandingkan dengan yang diproduksi di luar negri, sehingga barang-barang yang diproduksi di dalam negri akan kalah bersaing dengan yang diproduksi di luar negri. Hal ini akan berakibat pada nilai ekspor yang lebih kecil daripada nilai inpor, sehingga neraca perdagangan akan mengalami defisit dan nantinya defisit akan menguras cadangan devisa negara.

Baca Juga: Pengertian Devisa dan Sumbernya serta Fungsinya

Baca Juga: Pengertian Perdagangan Internasional Dan Manfaatnya

F. Beberapa Dampak Inflasi Terhadap Individu Maupun Masyarakat

1. Dampak inflasi terhadap masyarakat.

Masyarakat yang pendapatannya tetap, jika terjadi inflasi maka akan terasa sangat merugikan bagi mereka. Karena pendapatan rillnya mengalami penurunan, misanya harga minyak goreng 1 kg sebesar 10000 rupiah, setelah terjadi inflasi untuk membeli minyak goreng 1 kg mengalami kenaikan menjadi 13000 rupiah, jadi harganya naik sebesar 3000 rupiah per kg. Hal seperti ini tentunya merugikan bagi yang berpenghasilan tetap karena pendapatannya tetap tapi harga kebutuhan bahan-bahan pokok mengalami kenaikan.

Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki penghasilan tidak tetap inflasi bisa merugikan atau menguntungkan. Bagi masyarakat yang penghasilannya tidak tetap dan rendah maka akan terasa merugikan, penghasilan yang rendah dan tidak menentu akan sangat merugikan dan membebani mereka, karena sulitnya mengatur pendapatan untuk membeli keperluan hidup. Sedangkan bagi masyarakat yang berpenghasilan tidak tetap tapi tinggi, inflasi bisa dianggap tidak terlalu merugikan. Karena dengan pendapatan yang tinggi mereka masih bisa membeli keperluan hidupnya, apa lagi jika pendapatan mereka mengalami peningkatan melibihi presentase inflasi.

2. Dampak inflasi pada minat menabung.

Minat menabung masyarakat pada masa-masa inflasi akan menurun sebab nilai rill dari tabungan akan mengalami penurunan. Walaupun bank memberikan bunga tabungan, tetapi bisa menjadi presentase bunga tabungan yang diberikan hampir sama dengan presentase inflasi. Seperi misalnya, seseorang menabung di bank dalam bentuk deposito dengan bunga sebesar 15% / tahunnya. Jika persentase inflasi 14% / tahun, berarti bunga yang ida dapatkan hanya sebesar 1% saja. Nah… jadi pada mas-masaa inflasi minat masyarakat menabung akan berkurang.

G. Dampak Inflasi Pada Kehidupan Berpolitik, Berbangsa dan Bernegara.

Inflasi akan berdapak juga pada kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. Jika presentase inflasi terlalu besar maka kepercayaan masyarakat akan menurun kepada pemerintahan, sehingga akan semakin banyak demonstrasi yang menuntut pemerintah untuk diganti. Inflasi juga akan mempengaruhi tingkat keamanan yang ada dalam negri, daya beli masyarakat akan menurun secara drastis, angka kemiskinan semakin bertambah dan akhirnya akan menambah angka kejahaatan. Jadi jika terjadi inflasi yang besar pemerintah harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan, khusunya kebijakan ekonomi untuk mengatasi inflasi yang terjadi.

H. Beberapa Upaya Untuk Mengatasi Inflasi.

Adapun beberapa upaya-upaya untuk mengatasi inflasi, yang diantaranya:

1. Kebijakan moneter.

Yaitu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dengan tujuan menjaga kestabilan moneter sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan tersebut diantaranya seperti:

a). Politik diskonto.

Yaitu menambah atau mengurangi jumlah uang yang sedang beredar, dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank.

b). Operasi pasar terbuka.

Yaitu cara mengendalikan uang yang beredar, dengan cara menjual ataupun membeli surat-surat berharga.

c). Kredit slektif.

Yaitu cara bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, dengan memperketat pemberian kredit.

d). Menaikkan cadangan kas.

Dengan menaikkan cadangan kas maka uang yang diedarkan oleh bank-bank umum akan berkurang.

e). Politik sanering

Yaitu pemotongan nilai uang sehingga akan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini akan dilakukan jika terjadi hiper inflasi.

Baca Juga: Pengertian Pasar Uang dan Fungsinya

2. Kebijakan Fisikal.

Merupakan kebijakan ekonomi yang dilakukan pemerintah untuk mengarahkan kondisi perekonomian kearah yang lebih baik dengan cara menubah penerimaan maupun pengeluaran pemerintahan. Kebijakan tersebut diantaranya seperti:

a). Menaikan Tarif Pajak.

Dengan harapan supaya masyarakat akan membayar pajak lebih banyak kepada pemerintah. Dengan hal ini maka nantinya kana mengurangi jumlah uang yang beredar.

b). Menggandakan Pinjaman Pemerintah.

Seperi misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri sebesar 10% yang nantinya untuk ditabungkan.

c). Mengatur Penerimaan dan Juga Pengeluaran Pemerintah.

3. Kebijakan non Moneter.

Merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, biasanya berhubungan dengan meningkatkan produksi, mengendalikan laju aliran barang, pengawasan harga dan kebijakan upah buruh. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas keuangan negara. Beberapa kebijakan non moneter diantaranya seperti:

a). Meningkatkan produksi

Biasanya pemerintah akan memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif supaya dapat menghasilkan barang lebih banyak, jadi harga barang akan dipasar meurun.

b). Pengawasan pada harga.

Yaitu kebijakan pemerintah dalam menentukan harga maksimum dari barang tertentu.

c). Kebijakan upah buruh.

Pemerintah akan menghimbau kepada buruh supaya tidak terus berdemo untuk meminta kenaikan upah di saat masa-masa inflasi. Karena jika terus-menerus meminta kenaikan upah, maka akan mengakibatkan banyaknya perusahaan asing yang angkat kaki, karena tingginya upah.

Sekian artikel tentang pengertian inflasi, jika kalian menemukan kesalahan atau kekurangan kami mohon maaf dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.

Bagikan Ke: